Beauty Standard : every irrelevance things you could ever imagine

Kaki jenjang, kulit putih, rambut lurus, wajah mulus dan glowing, hourglass body, modest clothes, etc.

Kita pasti pernah dengar yang namanya beauty standard.

Dimana definisi "cantik" seolah-olah hanya dikategorikan kedalam beberapa poin, tanpa mengingat bahwa kita semua terlahir dengan appearance yang unik dan tidak sama. 

"Wajahmu kok bisa jerawatan gitu sih?" ucapnya kepada seorang gadis yang sedang berjuang mati-matian melawan those pimples di wajahnya.

"Well girl, we all will be prettier without that skin texture" ucap seseorang kepada temanya tanpa tau apa yang dia sudah lalui.

"Kulit itu harus putih dong, biar cantik" padahal orang-orang melanosoid dan Indonesia timur lainya, lahir dengan kulit gelap.

Well, kita udah tau permasalahanya bukan? Standard kecantikan yang ada di statusquo lah yang nggak relevan. Why? 

All women are pretty, no matter what


We born unique and different

Ketika ngomongin standar kecantikan, pasti erat dong hubunganya sama tampilan fisik. Padahal nih ya, tampilan fisik setiap orang itu berbeda-beda gitulo. Ada yang lahir dengan rambut afro and curly, ada yang rambutnya so straight that made you ask whether or not it is hair, ada yang wavy and blonde. Itu baru rambut, sedangkan bagian tubuh kita itu banyak... that's why physical appearance orang itu bervariasi.

Kalau beauty standard itu exist untuk membatasi makna "cantik" well, itu sangat-sangat irrelevant at the very first place :)

Each skin type is different

Pernah gak sih liak orang yang mukanya very very clear, kayak ngga ada dosanya sama sekali itu mukanya. Pipi sama mulusnya kayak pantat bayi. Tapi ada juga orang yang wajahnya "gradakan" ADA.

Girl, you can't judge. Whether or not your cheek is as clear as baby's ass. You can't judge. Your skin type with me is different, your skin type with her is different, my skin type with her is different.

You may saranin produk a-z yang kamu pakai untuk ngepoles mukamu but somehow it may won't work with me or her. Bisa bisa malah parah, tau tau malah tambah "gradakan" dah mukak.

So please, stop. No more unconsent-acne-judgement!

Skin tone and race marginalization are irrelevant

Ah this one.....
Keep in mind that,

Kamu gak bisa milih dari ras mana dan warna kulitmu kayak apa saat kamu lahir. 

Kamu bisa aja lahir di keluarga Caucasian, Chinese, or Arabic. Kamu bisa lahir dari orang² Indonesia timur yang exotic nya bukan maen 🤩, or just being a javanese with a sweet sawo matang skin tone which I love.

Kalau beauty standard itu exist, means orang² yang bukan dari caucasian or arab or whatsoever dia dengan kulit putih dan hidung mancungnya dianggap ngga cantik dong? :(

Bener² unfair. How come kita marginalized sesuatu yang kita orang aja ngga bisa pilih? 

Very² problematic af..

Tell people how skinny they are is equal to tell people how fat they are

Girls, please. This is what happened in daily basis. Telling people that their shape isn't fit with YOUR beauty standard isn't true!

Ada orang yang memang dempal dan genetically mereka gak bisa jadi as skinny as beauty standard yang toxic itu. Ada jugak yang as skinny as skeleton, karena emang mereka kek gitu :(

This toxic things are leading us to eating disorder. (You may read here)


Note that, this writing is not a toxic positivity. 
This is just a personal opinion about something that I think is no longer valid within the current situation. 

Instead of following the beauty standard, why don't we create our own standard? 

SMART, HEALTHY, AND CONFIDENT.

"Beauty might be dangerous, but intelligence is lethal"—

Yuk, ubah mindset tentang standard kecantikan, better like this :

"Aku mau lebih ideal, supaya aku ngga obesitas dan gampang banget gerak, dengan gitu aku jadi healthier!"

"Aku mau makan-makanan sehat ajadeh,so that my body will thank me later, hehe"

"Aku mau skincare an eheee, let my face rest because she deserves some present after a whole day!"

"Ngga papa jerawatan, ngga papa punya skin texture. It isn't explain who I am kok. I am smart i am important!"

"Please, my body shape isn't shaping who I am, I am healthy, I am fit, and I am confident!"

Jujur, dulu banget pas SMP muka ku gradakan dan jerawatan parah, sampai pada level aku malu punya muka kek gitu dan everywhere selalu tak tutupin. Ummm, not anymore, I just need a short relief from stress and give zero care about people judging my appearance plus a consistent skincare.

I'm much better now, with all of the textures and little pimples. But they never let me down, because I love myself no matter what.

and you should too.

Love
-Nabil

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Very long poem

Tentang Buku "Entrok" dan Marni: Perempuan, Mimpi Kecil, dan Luka Besar

English Debate Cuman Lomba Bacot??